Perbandingan Tenor Panjang dengan Pendek KPR Rumah

Perbandingan Tenor Panjang dengan Pendek KPR Rumah. KPR (Kredit Pemilikan Rumah) merupakan skema pembiayaan yang menjadi solusi untuk kamu yang ingin memiliki sebuah hunian. Dengan KPR, kamu cukup menyediakan uang muka untuk membeli sebuah hunian, lalu kamu tinggal mencicil kekurangannya seiring berjalannya waktu. 

Pada saat akan mengajukan KPR rumah, ada sejumlah hal yang perlu diperhitungkan mulai dari kesanggupan finansial hingga jangka waktu pinjaman (tenor). Umumnya tenor yang disarankan oleh pihak perbankan kurun waktu 15 tahun paling pendek dan 30 tahun paling lama. Pertanyaannya, jangka waktu mana yang sebaiknya kamu pilih? Berikut beberapa faktor yang bisa dijadikan pertimbangan.

Tenor 15 tahun

ilustrasi tenor pendek
flickr.com

Kelebihannya

– Suku bunga lebih rendah. Bank Indonesia (BI) menetapkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 3,5% per tahun untuk KPR tenor 15 tahun. Sementara itu, untuk tenor 30 tahun, suku bunga acuan adalah 4% per tahun. Selisih 0,5% ini bisa berdampak besar pada total pembayaran bunga selama masa cicilan.

– Pelunasan lebih cepat. Dengan tenor yang lebih pendek, nasabah bisa melunasi KPR dalam waktu yang lebih singkat dan merasakan kemerdekaan finansial lebih cepat pula. Nasabah juga bisa menghemat biaya asuransi jiwa dan kebakaran yang biasanya dibebankan oleh bank selama masa cicilan.

– Nilai rumah lebih tinggi. Dengan melunasi KPR lebih cepat, nasabah bisa memiliki rumah dengan nilai yang lebih tinggi di masa depan. Pasalnya, harga rumah cenderung naik setiap tahunnya seiring dengan perkembangan ekonomi dan inflasi.

Kekurangan

– Cicilan lebih besar. Dengan tenor yang lebih pendek, nasabah harus membayar cicilan yang lebih besar setiap bulannya. Hal ini bisa memberatkan pengeluaran bulanan nasabah, terutama jika penghasilannya tidak terlalu besar atau tidak stabil.

– Down payment (DP) lebih besar. Bank Indonesia (BI) menetapkan DP minimal sebesar 20% untuk KPR tenor 15 tahun. Sementara itu, untuk tenor 30 tahun, DP minimal adalah 15%. Jika nasabah ingin membeli rumah dengan harga tinggi, maka DP yang harus disiapkan juga akan semakin besar.

Tenor 30 tahun

ilustrasi tenor panjang
wksu.org

Kelebihan

– Cicilan lebih ringan. Dengan tenor yang lebih panjang, nasabah bisa membayar cicilan yang lebih ringan setiap bulannya. Hal ini bisa membantu nasabah dalam mengatur keuangan untuk kebutuhan lainnya, seperti biaya pendidikan anak, investasi, atau tabungan.

– DP lebih rendah. Dengan DP minimal sebesar 15%, nasabah bisa membeli rumah dengan harga yang lebih tinggi atau dengan fasilitas yang lebih lengkap. Nasabah juga bisa memanfaatkan program subsidi dari pemerintah atau bank untuk mengurangi beban DP.

Kekurangan

– Suku bunga lebih tinggi. Dengan suku bunga acuan sebesar 4% per tahun, nasabah harus membayar bunga yang lebih besar selama masa cicilan. Jika suku bunga mengalami kenaikan di masa depan, maka cicilan juga akan ikut naik.

– Pelunasan lebih lama. Dengan tenor yang lebih panjang, nasabah harus menanggung beban cicilan KPR selama waktu yang lebih lama pula. Hal ini bisa mengurangi fleksibilitas finansial nasabah, terutama jika terjadi perubahan ekonomi atau kondisi pribadi yang tidak terduga.

Jadi, mana yang lebih baik, tenor 15 tahun atau 30 tahun? Jawabannya tergantung pada preferensi dan kemampuan masing-masing nasabah. Nasabah harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti penghasilan bulanan, biaya hidup, tujuan finansial, dan risiko yang mungkin terjadi. Nasabah juga harus membandingkan berbagai penawaran dari bank yang berbeda untuk mendapatkan KPR yang paling sesuai.

Sumber :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *